Teror bom kembali membuat kegaduhan warga di perumahan penduduk di Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7/2018).
Ledakan yang diketahui berasal dari rumah kontrakan yang dihuni oleh keluarga Abdullah alias Awardi (50) asal Karang Tanjung RT 06/RW07 Serang, Banten.
Dalam insiden ledakan itu, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun terluka sehingga harus mendapatkan pertolongan.
Seorang Warga berinisial SW yang mendengar ledakan itu langsung mendatangi rumah tersebut untuk menolong korban yang berada di dalam rumah usai terjadi ledakan.
Namun, sang penghuni kontarakan yakni Abdullah alias Awardi tak terima dengan kedatangan SW yang hendak menolong putranya yang tengah terluka.
Meskipun, ketika itu istri dari terduga teroris sedang menangis melihat kondisi putranya.
Abdullah alias Awardi malah mengusir SW dengan cara melemparkan bom.
Arwadi terduga teroris tak terima jika korban yang merupakan putranya sendiri ditolong oleh warga yang rumahnya berdekatan dengannya.
"Saya dobrak pintunya, karena saat saya tiba pintunya terkunci rapat. Saya takut di dalam terjadi apa-apa dan harus segera mendapatkan pertolongan,” kata SW seperti di kuip Surya.co.id, Kamis (5/7/2018).
Saat masuk kedalam rumah kontarakan yang dihuni oleh terduga teroris itu, ia melihat pelaku sedang berusaha menolong UMR, anaknya yang terluka.
SW mulanya tidak menyangka jika ledakan itu adalah bom.
Ia mengira, suara ledakan itu berasal dari gas elpiji yang berada di rumah kontrakan tersebut.
Di sana, ia melihat, UMR terluka parah berada di dekat pelaku.
Sedangkan istrinya yakni DR hanya menangis melihat kondisi anaknya tersebut.
"Saat saya berusaha mengangkat UMR, pelaku mendorong saya, tak terima saya membantunya. Saya dibilang sok pahlawan dan sebagainya. Saya sempat cekcok di sana," tandas SW.
"Puncaknya, saya keluar rumah saat pelaku melempar bom ke arah tubuh saya," imbunya.
Menurutnya bom tersebut sempat dihindari lalu meledak terkena tembok.
"Itu ledakan kedua,” ujar pria pemberani itu.
Kemudian, SW pulang kerumahnya yang hanya berjarak 10 meter dari kontrakan yang dihuni oleh pelaku terduga teroris itu.
SW pun lalu mengambil senapan miliknya dari dalam rumah yang biasa ia gunakan untuk berburu babi hutan atau anjing liar. Senapan ini berukuran peluru berkaliber 4,5 mm.
“Saya keluar rumah, ternyata ia masih menakuti warga dan mengejar polisi. Setelah itu terdengar ledakan dua kali dan terlihat kepulan asap tebal,” tuturnya.
Kemudian, SW melihat pelaku pulang ke rumah kontrakannya.
Ia pun sempat mau menghampirinya. Namun, SW mengaku pelaku hanya mengambil sepeda motor dan pergi meninggalkan rumah.
SW pun lalu berlari menuju ujung gang menunggunya pelaku lewat.
Melihat pelaku datang, SW yang berada di ujung gang langsung mengarahkan senapan miliknya itu kepada pelaku dari kejauhan.
Begitu jaraknya memungkinkan ia melepaskan tembakan ke arah pelaku.
Namun, pelaku mengetahui jika sedang dibidik oleh SW menggunakan senapan sehingga Abdullah alias Awardi sempat menunduk untuk menghindar.
SW mengaku sengaja mengarahkan tembakannya ke jantung pelaku.
"Tetap terkena dadanya. Dia sempat oleng, tapi tetap bisa melanjutkan perjalanannya. Saya yakin, dia terluka terluka parah maksimal besok. Saya yakin dia pasti ke dokter,” uarainya.
SW mengaku aksi itu spontanitas karena geram dengan ulah pelaku yang menurutnya sangat membahayakan nyawa banyak orang.
Terlebih, terduga teroris itu mengusirnya dengan Bom saat SW hendak menolong putra dari pelaku terduga teroris yang ketika itu tengah terluka dan harus mendapatkan pertolongan.
“Saya emosi karena saya ditantang, makanya saya tembak dia. Aksi pelaku ini membahayakan nyawa banyak orang,” pungkas SW.
Mengutip Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Mohammad Iqbal mengatakan, Kepolisian setempat sedang melakukan olah TKP ledakan.
Namun, pelaku mengetahui jika sedang dibidik oleh SW menggunakan senapan sehingga Abdullah alias Awardi sempat menunduk untuk menghindar.
SW mengaku sengaja mengarahkan tembakannya ke jantung pelaku.
"Tetap terkena dadanya. Dia sempat oleng, tapi tetap bisa melanjutkan perjalanannya. Saya yakin, dia terluka terluka parah maksimal besok. Saya yakin dia pasti ke dokter,” uarainya.
SW mengaku aksi itu spontanitas karena geram dengan ulah pelaku yang menurutnya sangat membahayakan nyawa banyak orang.
Terlebih, terduga teroris itu mengusirnya dengan Bom saat SW hendak menolong putra dari pelaku terduga teroris yang ketika itu tengah terluka dan harus mendapatkan pertolongan.
“Saya emosi karena saya ditantang, makanya saya tembak dia. Aksi pelaku ini membahayakan nyawa banyak orang,” pungkas SW.
Mengutip Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Mohammad Iqbal mengatakan, Kepolisian setempat sedang melakukan olah TKP ledakan.